Otaku
Otaku (おたく/オタク?) adalah istilah bahasa Jepang yang
digunakan untuk menyebut orang yang betul-betul menekuni hobi.
Lingkungan Akihabara di Tokyo, sebuah lokasi berkumpul yang populer bagi
otaku
Sejak paruh kedua dekade 1990-an, istilah Otaku mulai
dikenal di luar Jepang untuk menyebut penggemar berat subkultur asal
Jepang seperti anime dan manga, bahkan ada orang yang menyebut dirinya
sebagai Otaku.
Sejarah
Di awal dekade 1980-an
sudah ada istilah slang bernada sumbang byōki (ビョーキ "sakit") yang
ditujukan kepada penggemar berat lolicon, manga dan dōjin manga. Istilah
byōki sudah sering muncul dalam dōjinshi sampai ke anime dengan peran
utama anak perempuan seperti Minky Momo.
Istilah otaku pertama
kali diperkenalkan oleh kolumnis Nakamori Akio dalam artikel "Otaku" no
Kenkyū (おたくの研究 Penelitian tentang Otaku) yang dimuat majalah Manga
Burikko. Dalam artikel yang dimuat bersambung dari bulan Juni hingga
Desember 1983, istilah otaku digunakan untuk menyebut penggemar berat
subkultur seperti anime dan manga.
Pada waktu itu, masyarakat
umum sama sekali belum mengenal istilah otaku. Media massa yang pertama
kali menggunakan istilah otaku adalah radio Nippon Broadcasting System
yang mengangkat segmen Otakuzoku no jittai (おたく族の実態 situasi kalangan
otaku) pada acara radio Young Paradise. Istilah Otakuzoku (secara
harafiah: suku Otaku) digunakan untuk menyebut kalangan otaku, mengikuti
sebutan yang sudah ada untuk kelompok anak muda yang memakai akhiran
kata "zoku," seperti Bōsōzoku dan Takenokozoku. Pada perkembangan
selanjutnya, sebutan otaku digunakan untuk pria lajang yang mempunyai
hobi anime, manga, idol, permainan video, dan komputer pribadi tanpa
mengenal batasan umur. Istilah otaku juga banyak dipakai untuk menyebut
wanita lajang atau wanita sudah menikah yang membentuk kelompok sedikit
bersifat "cult" berdasarkan persamaan hobi. Kalangan yang berusia 50
tahun ke atas yang merupakan penggemar berat high culture atau terus
mengejar prestasi di bidang akademis jarang sekali dan hampir tidak
pernah disebut otaku.
Istilah "otaku" dalam arti sempit awalnya
hanya digunakan di antara orang-orang yang memiliki hobi sejenis yang
membentuk kalangan terbatas seperti penerbitan Dōjinshi. Belakangan ini,
istilah otaku dalam arti luas sering dapat mempunyai konotasi negatif
atau positif bergantung pada situasi dan orang yang menggunakannya.
Istilah otaku secara negatif digunakan untuk penggemar fanatik suatu
subkultur yang letak bagusnya tidak bisa dimengerti masyarakat umum,
atau orang yang kurang mampu berkomunikasi dan sering tidak mau bergaul
dengan orang lain. Otaku secara positif digunakan untuk menyebut orang
yang sangat mendalami suatu bidang hingga mendetil, dibarengi tingkat
pengetahuan yang sangat tinggi hingga mencapai tingkat pakar dalam
bidang tersebut.
Sebelum istilah otaku menjadi populer di Jepang,
sudah ada orang yang disebut "mania" karena hanya menekuni sesuatu dan
tidak mempunyai minat pada kehidupan sehari-hari yang biasa dilakukan
orang. Di Jepang, istilah otaku sering digunakan di luar konteks
penggemar berat anime atau manga untuk menggantikan istilah mania,
sehingga ada istilah Game-otaku, Gundam-otaku (otaku mengenai robot
Gundam), Gunji-otaku (otaku bidang militer), Pasokon-otaku (otaku
komputer), Tetsudō-otaku (otaku kereta api alias Tecchan), Morning
Musume-otaku (otaku Morning Musume alias Mō-ota), Jani-ota (otaku
penyanyi keren yang tergabung dalam Johnny & Associates).
Secara
derogatif, istilah otaku banyak digunakan orang sebagai sebutan bagi
"laki-laki dengan kebiasaan aneh dan tidak dimengerti masyarakat umum,"
tanpa memandang orang tersebut menekuni suatu hobi atau tidak. Anak
perempuan di Jepang sering menggunakan istilah otaku untuk anak
laki-laki yang tidak populer di kalangan anak perempuan, tapi sebaliknya
istilah ini tidak pernah digunakan untuk perempuan. Berhubung istilah
otaku sering digunakan dalam konteks yang menyinggung perasaan,
penggunaan istilah otaku sering dikritik sebagai praduga atau perlakuan
diskriminasi terhadap seseorang.
Otaku juga identik dengan
sebutan Akiba Kei yang digunakan untuk laki-laki yang berselera buruk
dalam soal berpakaian. Sebutan Akiba Kei berasal dari gaya berpakaian
laki-laki yang lebih suka mengeluarkan uang untuk keperluan hobi di
distrik Akihabara, Tokyo daripada membeli baju yang sedang tren. Sebutan
lain yang kurang umum untuk Akiba-Kei adalah A-Boy atau A-Kei,
mengikuti istilah B-Boy (B-Kei atau B-Kaji) yang sudah lebih dulu ada
untuk orang yang meniru penampilan penyanyi hip-hop berkulit hitam.
Japanofilia / Weeaboo
Japanofilia
adalah ungkapan yang ditujukan kepada seseorang yang terobsesi dengan
budaya Jepang atau bertingkah laku seakan-akan mereka tinggal di Jepang,
meskipun mereka bukan warga negara Jepang dan tidak tinggal di Jepang.
Japanofilia dianggap terbelakang karena mereka dianggap kurang
menghargai budaya bangsa dan negaranya sendiri (untuk yang sudah tingkat
parah).
Japanofilia merupakan kebalikan dari Japanofobia.
Tambahan, Japanofilia / Weeaboo sangat dibenci orang Jepang. Karena orang jepang menganggap itu adalah pelecehan dari negerinya.
Source: http://id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar